Keadaan pandemi Covid-19 tidak menghentikan kita dari proses pembelajaran, khususnya penggunaan media online kita semakin tinggi intensitasnya. Sekolah International Baccalaurate (IB) memiliki program pendidikan dasar (PYP), pendidikan menengah (MYP), dan pendidikan tinggi (DP) yang pada semua lininya memiliki ATL (Approaches to Learning), salah satunya adalah Research Skills. Bagaimana mengajarkan ATL Research Skills di Sekolah International Baccalaurate (IB) di Indonesia?
ATL Research Skills, alias Information Literacy adalah ‘makanan’ sehari-hari Pustakawan. Ibarat kata, seperti ada pepatah Indonesia berbunyi, menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri; sangat bodohlah dia sang pustakawan yang justru melakukan plagiarisme atau menyebarkan informasi hoax.
Dari Mana Kita Mulai?
Pustakawan Mendunia kemudian mengingat kembali mata kuliah di bangku kuliah dulu yang judulnya adalah Literasi Informasi. Mengingat terakhir kali mengambil mata kuliah tersebut di tahun 2008, maka Pustakawan Mendunia perlu mengupgrade diri dengan informasi terkini. Masih menggunakan dasar teori yang sama, yaitu Big6 Information Literacy Model dan High School Media Curriculum dari American Association of School Librarians, dalam konteks siswa kita di Indonesia pada masa pandemi Covid-19, Pustakawan membagi sesi informasi literasi untuk siswa MYP/DP di Sekolah IB ke dalam 4 kategori besar:
- Task Definition & Information Seeking Strategies
- Location & Access and The Use of the Information
- Synthesis
- Evaluation
1. Task Definition and Information Seeking Strategies
Ini merupakan dasar penting sebelum siswa melakukan pencarian informasi di internet. Mereka harus tahu apa yang mereka cari. Sangat penting untuk mereka memahami cara berpikir dan menentukan keywords, daripada sekadar langsung mengetik sembarang keywords di mesin pencari online. Oleh karena itu, sesi ini akan terdiri dari 2 pertemuan, yaitu Define My Keywords (Basic) dan Define My Keywords (Level Advanced). Jika siswa sudah memiliki bekal riset yang baik, sesi literasi informasi dapat langsung masuk ke level advanced.
2. Location & Access and the Use of the Information
Pada tahap ini, siswa yang sudah menentukan keywords yang tepat, akan bisa memilah ke sumber / portal informasi mana dia akan pergi. Memang Google akan bisa digunakan, tapi tidak mutlak. Google seperti sebuah hutan yang sangat besar dan luas, butuh skill untuk bisa menavigasi ke mana kita pergi. Apakah kita akan pergi ke sebuah pondok di tengah hutan mencari jalan setapak yang jelas, aman, dan terang benderang? Atau justru terperosok dalam lubang jebakan untuk hewan buruan? Skill untuk mencari jejak yang aman inilah yang akan dibahas dalam sesi ini. Pustakawan Mendunia juga menyiapkan 2 pertemuan untuk sesi ini, baik untuk di level basic / dasar atau advanced / mahir.
3. Synthesis
Sintesis adalah proses siswa membaca, menelaah, dan mengorganisasi informasi yang sudah mereka dapatkan. Sambil proses ini berjalan, siswa juga belajar melakukan sitasi sumber referensi mereka. Tentu saja referensi ini tidak hanya terbatas pada teks, tapi juga sumber video, rekaman suara / interview, Youtube, dan social media.
4. Evaluation
Pada sesi ini Pustakawan Mendunia menjelaskan kebijakan kejujuran akademik (Academic Honesty Policy) kepada siswa. Apa yang dianggap sebagai plagiarisme dan kenapa penting untuk kita selalu mencatat sumber kutipan referensi kita.
Dari 4 kategori besar yang dibagi ke dalam beberapa sesi kecil berdurasi 45 menit, Pustakawan Mendunia menyusun struktur materi tersebut seperti gambar di bawah ini.
Saat menyusun ATL Research Skills ini, Pustakawan Mendunia rasanya dikebut dengan waktu. Karena kebutuhan siswa terhadap literasi informasi / research skills ini sudah sangat mendesak. Pustakawan Mendunia juga ‘nebeng’ mengejar sesi online dari Columbia University Library di New York dan Massachusetts Institute of Technology, Amerika Serikat. Beberapa kali Pustakawan Mendunia harus bangun dini hari untuk mengejar sesi belajar dari kampus yang sangat advanced melek literasinya ini.
Belajar dari yang Terbaik
Miris rasanya melihat betapa serius lembaga pendidikan di negara maju menggarap sesi literasi informasi mereka. Pustakawan Mendunia membandingkan dengan sesi literasi informasi yang dilakukan beberapa lembaga pemerintah atau swasta di Indonesia, bagaikan bumi dan langit. Materi kuliah yang Pustakawan Mendunia pernah hadiri di tahun 2008 silam, ternyata masih sama persis diajarkan kepada pustakawan di Indonesia di tahun 2022.
Oleh karena itu, sulit bagi Pustakawan Mendunia melihat Indonesia sebagai tempat belajar. Jika kita ingin menjadi terdepan, mau tidak mau kita harus belajar dari yang terbaik, meskipun untuk itu kita harus berjuang, berusaha, dan berkorban. Apalagi jika kita bandingkan dengan growth perpustakaan di sekolah negeri di Indonesia, rasanya semakin terperosok.
Pustakawan Mendunia berharap semakin banyak pihak yang menyadari bahwa literasi informasi (information) literacy / ATL Research Skills ini sangatlah penting dan bisa dilakukan bukan hanya di sekolah International Baccalaurate (IB), tapi juga seluruh lembaga pendidikan di Indonesia.
Baca juga:
Creativity, Action, Service (CAS) Library
Pustakawan sebagai Academic Support
Menjadi Pustakawan Tanpa Batas