Creativity, Action, Service (CAS) adalah sebuah program mandatory dari kurikulum International Baccalaureate (IB) yang diberikan kepada anak-anak kelas 11/12. IB bukan bertujuan membuat CAS sebagai persyaratan kelulusan (dan memperoleh diploma), tapi berharap bahwa anak-anak sungguh merasakan bahwa mereka bisa melakukan sebuah layanan yang nyata membantu masyarakat.
Banyak kampus terkemuka di luar negeri yang mensyaratkan pelamar kuliah untuk memberikan motivation letter dan menanyakan apakah ada program pengabdian masyarakat yang pernah dilakukan. Juga ada beberapa siswa IB yang sukses melakukan program CAS yang kemudian justru diadopsi menjadi gerakan nasional dan internasional. Misalnya Melati Wijsen yang berkampanye gerakan anti sampah plastik di Bali yang kemudian meluas di Indonesia dan gaungnya terdengar sampai di luar negeri.
CAS Does Really Matter
Pustakawan Mendunia lantas berpikir, apa yang bisa kami lakukan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran siswa? (Baca juga: Pustakawan sebagai Academic Support)
Komunikasi yang baik dengan CAS Coordinator akan memudahkan jalannya diskusi dan kemungkinan kolaborasi kreatif. Bagaimana program CAS dapat berjalan, didukung Perpustakaan, dan dapat membantu komunitas kita. Bahkan tetap bisa dilakukan di masa pandemi Covid-19.
Ada beberapa CAS yang pernah dilakukan Pustakawan Mendunia bersama dengan CAS Coordinator:
- Membuat Poster, Signage, dan Dekorasi Perpustakaan
- Membuat Desain Poster dan Program Promosi Perpustakaan
- Melakukan Library Weeding (Penyiangan Koleksi Perpustakaan)
- Menulis Artikel Folklore (Cerita Rakyat) di Wikipedia
Dengan CAS, anak-anak belajar untuk manajemen waktu, memenuhi tenggat waktu pekerjaan, bekerja sama, kemampuan komunikasi lebih baik, memahami bekerja adalah memenuhi kebutuhan klien, klien bisa memiliki permintaan spesifik, apa yang mereka kerjakan sangat membantu orang lain.
Perpustakaan dan Pustakawan dapat ikut serta mendukung pelaksanaan CAS.
