Pustakawan Membaca! Akhirnya Pustakawan Mendunia merumuskan satu hal sangat penting yang mungkin luput atau jarang kita sorot, sang pustakawannya sendiri.
Betapa giatnya Pustakawan Mendunia mempromosikan kebiasaan membaca kepada anak-anak dan orang-orang di dalam komunitas. Namun, apakah Pustakawan Mendunia sendiri sudah membaca? Berikut sebuah refleksi dan strategi literasi yang Pustakawan Mendunia sudah (dan masih) lakukan:
- Membuat Tantangan Membaca
- Bergabung dengan Klub Buku
- Mempromosikan Buku yang Dibaca
- Membuat & Mengupdate Akun Goodreads
- Memperoleh Rekomendasi Buku dari Teman
- Bertukar Buku & Meminjam Buku dari Perpustakaan
- Jadilah Role Model untuk Membaca
Sebuah Refleksi
Refleksi ini muncul ketika Pustakawan Mendunia sedang melaksanakan sesi perpustakaan untuk anak-anak di sekolah pada tahun ajaran yang lalu. Pustakawan Mendunia biasanya membuka sesi dengan meminta satu atau dua orang anak (dipilih secara acak atau bagi yang mau mengajukan diri) untuk bercerita mengenai buku yang mereka baca pada satu minggu berjalan.
Setelah itu, Pustakawan Mendunia mengingatkan anak-anak di mana mereka bisa menemukan buku-buku baru dan rekomendasi buku bulan ini (sesuai tema perpustakaan atau perayaan pada bulan itu).
Jelang akhir sesi perpustakaan, anak-anak berbaris dan mengantre untuk meminjam buku mereka. Ada anak yang meminjam satu buku, ada yang dua, bahkan ada yang minta tiga. Anak-anak hanya diijinkan meminjam 2 buku dalam seminggu. Bagi yang sangat semangat untuk meminjam lebih dari 3 buku, Pustakawan Mendunia akan memberikan pengertian si anak bisa meminjam 2 buku sekarang, sedangkan yang satu lagi akan disimpankan untuk bisa dipinjam begitu buku yang sebelumnya dikembalikan.
Saat itulah Pustakawan Mendunia berpikir, apakah anak-anak ini meminjam buku karena kemauannya sendiri atau karena ‘terpaksa’? Apakah anak-anak hanya meminjam buku saja, ataukah benar-benar membaca bukunya? Jika Pustakawan Mendunia memberi semangat anak-anak untuk membaca buku, dan meminta mereka ‘harus’ meminjam buku, lantas apakah saya juga membaca buku secara disiplin, minimal dalam seminggu membaca satu buku? (Baca juga: 6 Tips Efektif Membuat Survei Minat Membaca Anak)
Pertanyaan ini kemudian menghasilkan sebuah ide brilian, yaitu : Membuat Tantangan Membaca.
1. Membuat Tantangan Membaca
Pustakawan Mendunia memberi tahu anak-anak, bahwa setiap minggu saya akan membaca buku. Anak-anak boleh bertanya apa buku yang Pustakawan Mendunia baca pada minggu itu. Jika Pustakawan Mendunia tidak bisa menjawab pertanyaan anak-anak (yang berarti adalah saya tidak membaca buku pada minggu itu), anak-anak akan memperoleh hadiah.
Sebaliknya, Pustakawan Mendunia akan boleh juga bertanya kepada anak-anak, apa buku yang sedang mereka baca pada minggu ini. Banyak anak yang menanyakan apa hadiahnya dan Pustakawan Mendunia menjelaskan bahwa hadiah dari saya tidak pernah sembarangan. Pastinya anak-anak tidak akan menyesal.
Beberapa anak yang kemudian berpapasan dengan Pustakawan Mendunia di gym (lapangan olahraga), lorong sekolah, atau kantin biasa bertanya dengan semangat, “What do you read this week, Ms. Friska?” Mereka menantikan jawaban Pustakawan Mendunia dengan senyum manisnya, dan tentu saja saya selalu punya jawaban sedang membaca buku apa pada minggu ini.
Maka, selalu ada motivasi Pustakawan Mendunia untuk membaca buku. Paling tidak untuk meminjam buku perpustakaan setiap minggu. Buku yang sudah selesai dibaca, akan Pustakawan Mendunia cari sampulnya dan akan ditempelkan di tembok dengan headline, “My Reading Challenge.”
Karena Pustakawan Mendunia bekerja di primary school (sekolah dasar), pilihan buku yang ada hanyalah buku cerita dan novel anak. Pustakawan Mendunia merasakan ini kuranglah menantang karena buku anak-anak sangat ringan, dan mudah sekali untuk dibaca.
Sampai kemudian terjadilah pandemi korona, Pustakawan Mendunia mengobrol dengan seorang teman lama sesama pencinta buku, dan bergabung dengan sebuah klub buku lintas negara.
2. Bergabung dengan Klub Buku
Menakjubkan! Pustakawan Mendunia berjumpa dengan 8 orang teman pencinta buku dari lintas negara dan dari berbagai profesi. Waktu pertemuan dipilih dengan lokasi kami yang bervariasi dari Indonesia (Batam), Jepang (Tokyo), dan Amerika Serikat (New York). Akhirnya hari Sabtu malam (waktu Amerika Serikat) atau Minggu pagi (waktu Indonesia dan Jepang) terpilih menjadi waktu pertemuan mingguan kami.
Kami memilih buku yang akan dibaca melalui voting. Setiap orang boleh mengajukan buku-buku untuk dibaca, dan anonymously akan dipilih melalui Google Form. Setelah buku yang akan dibaca sudah terpilih, terserah kepada peserta klub buku untuk memilih buku itu dalam format tercetak atau ebook / buku elektronik untuk dibaca.
Mengingat situasi Pustakawan Mendunia berada di Batam, Indonesia, tentu agak kesulitan untuk memperoleh buku tercetak supaya bisa tiba di rumah dengan tepat waktu. Padahal biasanya dalam seminggu kami sudah harus bertemu untuk diskusi. Pada awalnya, Pustakawan Mendunia mendownload ebook (bajakan) terlebih dahulu, baru kemudian membeli buku tercetaknya.
Masih ada rasa bersalah ini muncul kemudian jika Pustakawan Mendunia membeli produk bajakan. Syukurlah sejak bulan lalu akhirnya Kindle yang dipesan Pustakawan Mendunia sudah tiba di rumah, sehingga sudah lebih mudah akses untuk memperoleh ebook yang legal.
(Baca juga: 6 Aplikasi Ebook Reader Terbaik, Beli Ebook di Mana?)
Berada di dalam komunitas pencinta buku (dan terjadwal) memotivasi Pustakawan Mendunia untuk membaca buku sampai di bab yang sudah ditetapkan oleh manajer klub buku. Jadi, Pegiat Literasi tidak perlu merasa tertekan harus menyelesaikan membaca satu buku dalam satu minggu. Beban bacanya bisa dibagi supaya tidak memberatkan.
Berbagi Kisah
Berbagi kisah setelah membaca buku dan berdiskusi tentang itu sungguh sangat memperkaya hidup. Sebuah buku yang dibaca oleh satu orang, ia dapat diinterpretasikan dengan satu cara. Tapi bayangkan jika delapan orang berkumpul, dan satu dengan yang lain memperkaya wawasan berpikir!
Pegiat Literasi bisa belajar untuk lebih terbuka dengan opini dan pandangan orang lain. Bahkan kita dapat berbagi kisah kehidupan ketika menemukan refleksi hidup kita ada di dalam kisah yang sedang kita diskusikan tersebut.
Pernah ada beberapa orang yang mencaci, apalah artinya membaca buku fiksi. Pustakawan Mendunia justru menemukan nilai-nilai kemanusiaan dan mengenal nilai-nilai kebaikan, juga budaya dari berbagai perspektif penulis manca negara.
Pustakawan Mendunia belajar untuk menjadi pribadi yang peka, toleran, menghargai orang lain, dan tidak pernah bisa menjudge seseorang begitu saja. Setiap orang punya kisah mereka masing-masing. Membaca buku fiksi membuat kita menghargai esensi menjadi manusia.
Terima kasih Samson dan inisiasi Klub Buku Apocalypse kita!
3. Mempromosikan Buku yang Dibaca
Pustakawan Mendunia sudah membuat tantangan membaca dan bergabung di dalam klub buku, selanjutnya tentu perlu kami promosikan apa buku yang sedang dibaca. Saat sudah selesai membaca buku, biasanya Pustakawan Mendunia akan menulis ulasan buku tersebut nelalui berbagai channel sosial media.
Pustakawan Mendunia berharap dengan berbagi buku yang sedang dibaca, akan menjadi pengingat (reminder) untuk teman-teman di komunitas, follower IG (yang kebanyakan anak-anak didik di sekolah), dan berbagai chanel sosial media lainnya.
Tidak hanya dalam bentuk casual di sosial media, Pustakawan Mendunia juga menyebarkan semangat ini jika berjumpa dengan rekan kerja, dan menambahkan informasi sedang membaca buku apa di signature e-mail (surat elektronik) kantor.
Pustakawan Mendunia siap untuk menjawab dengan antusias pertanyaan-pertanyaan terkait buku yang sedang dibaca kepada mereka yang ingin lebih tahu dan ikut membaca juga.
4. Membuat & Mengupdate Akun Goodreads
Pustakawan Mendunia pertama kali membuat akun Goodreads pada tahun 2007. Goodreads adalah akun sosial media yang ditujukan untuk penggemar buku. Misalnya buku apa yang sudah dan sedang dibaca (termasuk tanggal memulai membaca atau menyelesaikannya), atau buku saja yang tertarik untuk Pegiat Literasi baca.
Goodreads juga memberikan berbagai fasilitas seperti:
- Rekomendasi buku apa yang cocok dengan selera membaca Pegiat Literasi (berdasarkan buku yang kita sukai atau pernah baca),
- Top review buku terbaik setiap tahun berjalan,
- Tantangan membaca tahunan (Reading Challenge)
- mempertemukan Pegiat Literasi dengan akun penulis kesukaan. Jika si penulis kesukaan aktif di Goodreads, Pegiat Literasi bisa mengintip apa saja buku yang sedang dibaca atau ditandai si penulis sebagai favorit.
- Sesi Q&A (tanya jawab) dari penggemar dengan sang penulis favorit). Biasanya ini dilakukan khususnya saat si penulis akan menerbitkan buku terbarunya. Jadi tidak ada alasan Pegiat Literasi ketinggalan berita buku terbaru dari si penulis buku favorit.
- Bergabung ke dalam klub-klub buku di Goodreads sesuai dengan minat genre masing-masing.
- Jika Pegiat Literasi berteman dengan sesama pencinta buku, aktivitas teman kita akan terlihat. Apa buku yang sedang dibaca dan bagaimana reviewnya. Ini juga bisa memberikan inspirasi dan ide untuk buku bacaan kita yang selanjutnya.
- Memberikan review buku. Oleh karena itu, setelah membaca buku, rajin-rajinlah Pegiat Literasi menulis review buku itu.
- Terintegrasi dengan Amazon (untuk pembelian buku printed/e-book secara online),
- Fasilitas notes dan highlight pada Kindle juga dapat terintegrasi dari Goodreads,
- Bisa customize Signature di e-mail Pegiat Literasi dengan update buku yang saat ini sedang dibaca
Sangat mudah sekali untuk mendaftar di Goodreads yang compatible dengan berbagai akun populer, gmail, amazon/kindle, apple account, twitter. Hasil review buku kita juga dapat dibagikan ke jejaring kita melalui akun kita di sana.
5. Memperoleh Rekomendasi Buku dari Teman
Sangat menarik bahwa dalam setiap kali kesempatan diskusi dengan teman, biasanya Pustakawan Mendunia akan memperoleh rekomendasi buku baru untuk dibaca. Oleh karena itu, tidak disangka, daftar antrean buku Pustakawan Mendunia sudah mencapai 300 buku. Semoga bisa terbaca semua ya buku-buku tersebut.
Ketika sedang berdiskusi dengan seorang teman, saat ada pembahasan mengenai resources buku sempatkanlah untuk langsung mencatat judul buku tersebut. Tandai di Goodreads atau membuat wishlist buku bacaan sendiri. Ini akan memudahkan Pegiat Literasi saat ingin menentukan prioritas buku mana yang terlebih dahulu perlu dibeli dan/atau dibaca.
Selain itu, hadir di acara festival buku atau menghadiri acara launching buku baru dapat juga menjadi motivasi Pustakawan Mendunia untuk membeli dan membaca buku.
6. Bertukar Buku & Meminjam Buku Perpustakaan
Ini adalah salah satu metode yang bisa diandalkan dan memotivasi Pustakawan Mendunia untuk membaca, yaitu ketika disodorkan dan dipinjamkan buku oleh teman. Karena tidak enak dipinjamkan buku lama-lama tentu kita jadi termotivasi untuk lekas membacanya.
Ini juga merupakan salah satu cara untuk menghemat biaya membeli buku baru. Cukup bertukar buku dengan teman yang sudah Pegiat Literasi percaya. Ingatlah buku yang dipinjamkan ke Pegiat Literasi adalah amanah, sebuah kepercayaan. Maka wajib untuk dijaga dan dikembalikan lagi kepada yang meminjamkan.
Selain itu, Pegiat Literasi juga dapat pergi ke Perpustakaan terdekat untuk meminjam buku. Jika diperlukan nuansa baru, Pegiat Literasi dapat berkunjung dan meminjam buku selain dari perpustakaan sendiri.
7. Jadilah Role Model untuk Membaca
Jadilah contoh untuk membaca, jadilah pustakawan yang gemar membaca. Tunjukkan kepada anak-anak khususnya, dan di komunitas kita, bahwa kita menghidupi apa yang kita katakan dan menjadi inspirasi untuk terus giat membaca.
Pustakawan Mendunia adalah Pustakawan yang juga Membaca 🙂
Heyyy aku sedang mencari klub buku lalu bertemu ini
Apa kabar Friska? Kece banget Pustakawan Mendunia!
Kita perlu kolaborasi buat meningkatkan minat baca anak-anak, nih!
Wah Helena, senang sekali bertemu di sini. Iya, Cyin semoga bisa bertemu segera ya. Pasti akan seru kolaborasi kita! 😀