Indonesia adalah negara majemuk dan memiliki banyak suku, agama, kepercayaan yang hidup toleran. Melalui literasi, Pustakawan Mendunia mendorong anak-anak untuk membaca dan merayakan perbedaan. Terdapat beberapa metode yang dapat kita lakukan di Sesi Perpustakaan untuk merayakan perbedaan dengan literasi:
- Membawa ke Dalam Konteks
- Membaca Buku/Ebook
- Tanya Jawab dengan Narasumber
- Do Action!
1. Membawa ke Dalam Konteks
Carilah momen dan tandai perayaan apa saja yang perlu kita kenalkan kepada anak-anak. Jangan mengira bahwa anak-anak sudah paham mengapa kita merayakan Tahun Baru Imlek dengan menggunakan baju warna merah atau menyalakan kembang api. Atau apa makna bulan Ramadhan selain berpuasa, tidak makan dan minum.
Sesi Perpustakaan merupakan kesempatan berharga di mana anak-anak punya waktu untuk membaca dan membuka kesempatan mereka untuk bertanya dan memaknai Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika dan dunia. Hitunglah jumlah perkiraan / sesi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu topik tertentu.
Sesi membaca yang pernah Pustakawan Mendunia lakukan adalah mengenalkan Tahun Baru Imlek, Perayaan Holi, dan Ibadah Ramadhan kepada anak-anak. Sesi dimulai dengan pertanyaan kepada anak-anak, apakah tahu bahwa kita di Indonesia akan merayakan hari libur nasional tertentu?
2. Membaca Buku/Ebook
Pilihlah buku yang memiliki level membaca yang sesuai dengan anak-anak. Pastikan Pegiat Literasi membaca bukunya terlebih dahulu sehingga bisa menyiapkan hal-hal yang sekiranya perlu. Dalam membaca, yang paling penting adalah perasaan enjoyable. Karena itu, pastikan Pegiat Literasi memiliki cukup waktu untuk menyelesaikan satu buku / topik tertentu. Jika memang membaca satu buku belum bisa selesai dalam satu sesi, Pegiat Literasi dapat melanjutkan waktu membaca di pertemuan berikutnya.
Beberapa buku yang sudah Pustakawan Mendunia baca bersama anak-anak di Sesi Perpustakaan:
- Holidays Around the World: Celebrate Chinese New Year, ditulis oleh Carolyn Otto
- Nian, the Chinese New Year Dragon, ditulis oleh Virginia Loh-Hagan
- Laila’s Lunchbox: a Ramadhan Story, ditulis oleh Reem Faruqi
- Celebrations in My World: Holi, ditulis oleh Lynn Peppas
Ebook ini kami peroleh secara gratis dari Get Epic. (Baca juga: Ebook Gratis, Legal, dan Berbahasa Inggris untuk Anak).
Holidays around the World : Celebrate Chinese New Year
Melalui buku ini, anak-anak memahami mengapa Chinese New Year atau Tahun Baru Imlek tidak dirayakan di tanggal yang sama setiap tahunnya. Tahun Baru Imlek adalah pertanda awal musim semi, saat untuk memulai bercocok tanam.
Saat ini, Tahun Baru Imlek adalah momen untuk mereka yang kerja merantau di kota, kembali pulang kampung. Libur Tahun Baru Imlek di Cina cukup panjang, mencapai 2 minggu atau 15 hari. Oleh karena itu, pada masa libur tahun baru imlek, biasanya transportasi umum seperti kereta, bis, atau pesawat antar kota akan sangat padat.
Buku ini juga menjelaskan tradisi lainnya yang dilakukan saat Tahun Baru Imlek, seperti: penggunaan kembang api, menu makanan khas seperti jeruk, ikan, dan kue keranjang, makna angpao, dan penggunaan unsur warna merah yang dominan.
Seri Holidays around the World juga punya judul lain seperti: Kwanzaa, Christmas, Easter, Hanukkah, dan Passover. Judul-judul ini juga masuk ke dalam rekomendasi kami untuk bisa dibaca bersama dengan anak-anak.
Nian, the Chinese New Year Dragon
Pembacaan buku ini sebenarnya merupakan jawaban dari provoking question Pustakawan Mendunia. Kami menanyakan apakah anak-anak mengetahui mengapa kita membakar petasan pada perayaan tahun baru (Imlek) dan apa makna dari barong sai?
Kami kemudian melanjutkan membaca buku Nian, the Chinese New Year Dragon, yang menjelaskan mengenai seekor naga lapar yang tinggal di bawah bumi. Saat musim semi, Nian akan bangun dari tidur panjangnya, dan pergi ke permukaan bumi untuk memakan manusia. Seorang anak perempuan berani bernama Mei melakukan banyak hal ajaib untuk mengusir Nian. Dibantu warga desa, Mei membuat suara ribut dan memasang petasan untuk mengusir Nian. Mei juga mengenakan jubah merah menyala dan melemparkan lentera menyala kepada Nian. Semua usaha mereka menghentikan Nian masuk ke kampung dan memakan manusia ini dilakukan selama 15 hari, dan akhirnya berhasil!
Laila’s Lunchbox
Buku ini berkisah mengenai Laila yang baru saja pindah dari Abu Dhabi, United Arab Emirates ke Amerika Serikat. Laila akan melakukan puasa pertama kalinya, tapi dia melakukannya di tanah asing, bukan di kampung halamannya. Laila merasa kesulitan untuk mengatakan kepada guru dan teman-teman barunya kalau dia melakukan ibadah puasa di bulan Ramadhan.
Lantas, Mrs. Carman pustakawan sekolahnya menyarankan Laila untuk menulis surat kepada gurunya, Mrs. Pensworth. Keraguan dan kekhawatiran Laila ternyata tidak berarti. Mrs Pensworth membalas surat Laila dengan ramah dan justru meminta Laila untuk membacakan puisi indahnya mengenai ibadah bulan Ramadhan di depan kelas.
3. Tanya Jawab dengan Narasumber
Siapa saja yang bisa menjadi narasumber kita? Bisa kita sebagai pendidik, tamu undangan, atau malah justru anak-anak sendiri. Pustakawan Mendunia pernah berkesempatan mengundang Mr. Dhondup Gyaltsen pada Pekan Literasi kami sebagai narasumber untuk topik Compassion yang ditulis oleh Dalai Lama, pemimpin spiritual Tibet.
Pustakawan Mendunia juga sering kali memberikan provoking questions kepada anak-anak untuk berefleksi dengan keadaan di sekitarnya. Pada perayaan Tahun Baru Imlek, Pustakawan Mendunia menanyakan apakah mereka memiliki ornamen / hiasan dekorasi berwarna merah, atau makanan apa saja yang biasanya selalu ada dan dimakan saat itu.
Ketika kami sedang membahas mengenai Ramadhan, Pustakawan Mendunia menanyakan kepada siswa/i yang menjalankan ibadah untuk bercerita. Jam berapa mereka biasa sahur atau berbuka puasa, dan apakah mereka bisa melaksanakan ibadah puasanya dengan lancar?
Bahkan, pada saat membaca buku perayaan Holi, salah satu siswa kami yang berasal dari India sangat bangga bercerita mengenai apa yang biasanya orang India lakukan saat Holi.
Jangan pernah meremehkan kemampuan anak-anak kita. Mereka sering kali bisa mengejutkan kita dan punya pengetahuan berharga untuk dibagi kepada teman-temannya di kelas. Ingatlah untuk memberikan pujian dan ucapan terima kasih kepada narasumber cilik kita 😀
4. Do Action!
Lantas setelah membaca buku-buku ini, apakah artinya semuanya sudah berakhir? Tentu tidak. Saatnya Pegiat Literasi bisa mendorong anak-anak melakukan aksi positif. Misalnya, saat perayaan Tahun Baru Imlek, Pustakawan Mendunia tidak segan untuk mengucapkan “Xin Nian Kuai Le,” di depan anak-anak di kelas (daring).
Demikian pula saat selesai membaca buku Laila’s Lunchbox, Pustakawan Mendunia mendorong anak-anak untuk memberikan donasi pada program Ramadhan Drive sekolah. Karena bulan Ramadhan adalah bulan penuh doa, dan saatnya untuk lebih memperhatikan orang-orang yang membutuhkan.
Merayakan Perbedaan dengan Literasi
Falsafah bangsa kita, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika hendaknya bisa menjadi inspirasi kita untuk merayakan perbedaan di Indonesia, bahkan menjadi contoh bagi dunia. Melalui kegiatan literasi, membaca buku, memahami tradisi, diskusi, dan melakukan aksi positif untuk sesama, anak-anak kita akan dapat memberikan respect kepada orang lain yang bisa saja berbeda suku, agama, kepercayaan, atau ras dengan dia. Mari kita merayakan perbedaan dengan literasi.
Selamat mencoba Pegiat Literasi 😀