Pustakawan Mendunia melanjutkan safari literasi dan perpustakaan berikutnya ke Kampung Suku Karen yang berada di Chiang Mai, Thailand. Mungkin Pegiat Literasi sudah pernah mendengar atau membaca berita tentang Suku Karen yang terkenal dengan lehernya yang panjang dan mengenakan cincin-cincin besar di lehernya.
Realita di balik keindahan foto tenunan warna-warni dan pakaian tradisional di kampung ini, ternyata ada sebuah keterbatasan akses untuk mereka. Masyarakat di sini banyak yang menjadi stateless citizen (tidak punya kewarganegaraan) karena mereka hidup di daerah perbatasan Myanmar-Thailand.
Pustakawan Mendunia masih melihat secara fisik akses buku dan / perpustakaan sulit meraih tempat ini. Ada sekolah tapi hanya ada SD dan cuma menerima mereka yang punya dokumen pendukung (akte kelahiran). Jika ingin melanjutkan pendidikan menengah, lokasi sekolah lebih jauh lagi dari kampung mereka. Ternyata tantangan akses literasi untuk semua bukan hanya menjadi PR Indonesia tapi juga di Thailand.
Sayang, Pustakawan Mendunia datang ke sini tidak terpikir untuk belanja donasi buku di Bangkok terlebih dahulu. Yang bisa kemarin Pustakawan Mendunia lakukan hanya sedikit berbicara bahasa Inggris, memberikan semangat untuk adik-adik tetap semangat belajar dan membaca, belajar berbahasa Inggris, melihat dunia, keluar dari kampungnya.
Sebelum Pustakawan Mendunia meninggalkan Karen Tribe Hill ini, terlihat ada dua buah kotak donasi untuk pendidikan dan kesehatan anak-anak. Jika Pegiat Literasi ada berkunjung ke sini, silakan bisa memberikan donasi untuk tempat ini.
Semoga masih ada kesempatan Pustakawan Mendunia ke sini lagi. Berikutnya datang tentu dengan persiapan yang lebih baik lagi, toh nomor kontak guidenya sudah disimpan.Kalau ada yang mau berkunjung ke Chiang Mai dan memberi donasi silakan info Pustakawan Mendunia. Pasti akan kami bantu hubungkan.
Beberapa artikel menarik untuk dibaca terkait Suku Karen di Chiang Mai, Thailand:
- Is it wrong to visit indigenous Thai Hill Tribes?
- The hill tribes of Northern Thailand and the opium problem
- Of labels and laws: Thailand’s resettlement and repatriation policies