Selamat tahun baru 2020! Di awal tahun baru, sekaligus awal semester ini, siapkah Pegiat Literasi menyambut anak-anak dan pengunjung perpustakaan dengan berbagai program kreatif di perpustakaan / taman baca kita? Pustakawan Mendunia biasanya menggunakan awal semester baru ini untuk mengingat kembali peraturan perpustakaan kepada pengunjung perpustakaan.
Tentu Pegiat Literasi bukan hanya menginginkan program kreatif kita berhasil meningkatkan minat baca anak / pengunjung perpustakaaan dan/atau taman bacaan, tapi juga kita wajib mengingatkan anak / pengunjung untuk disiplin, menghargai koleksi perpustakaan dan juga keberadaan pengunjung lain perpustakaan kita.
Tanpa pelaksanaan peraturan perpustakaan yang disiplin, koleksi (buku) perpustakaan / taman bacaan masyarakat kita akan cepat rusak, hilang, dan fasilitas perpustakaan tidak nyaman untuk dikunjungi dan digunakan.
Aturan Dasar
Menurut Pustakawan Mendunia. aturan dasar perpustakaan kita adalah: wajib mengingat bahwa perpustakaan adalah milik KITA. Milik “Kita” yang berarti adalah milik publik / umum, bukan milik kita sendiri. Oleh karena itu, segala peraturan lainnya akan mengikuti, bagaimana kita bisa menghargai bahwa koleksi perpustakaan bukan hanya untuk diri sendiri dan fasilitas yang ada harus berbagi dengan pengunjung lainnya.
Pada pertemuan pertama di Library Session / Sesi Perpustakaan kami, Pustakawan Mendunia mengingatkan satu kalimat ajaib ini kepada anak-anak, “Remember, once you step inside our library, this is OUR library.” Pustakawan Mendunia meminta anak-anak untuk mengulang mengucapkan kalimat ini bersama-sama, “This is our Library, this is our libray, this our library” “Ini adalah perpustakaan kita.” Pustakawan Mendunia sengaja meminta anak-anak mengulang kalimat ini sebanyak tiga kali supaya anak-anak meresapi dan sungguh menjalankan apa yang diucapkannya.
Peraturan Perpustakaan
Berikut contoh peraturan perpustakaan (secara tertulis) yang Pustakawan Mendunia gunakan di perpustakaan kami, baik dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia:
Library Regulation (In English)
- A library is quiet place to read good stories
- Enter and exit quietly
- Use soft voice
- Be honest and kind to everyone
- No eating and drinking in the library
- Keep the library clean and tidy
- Inquire when you need help
- Put the books back where they belong
- Share and take turns
- Treat library books kindly
- Say PLEASE and THANK YOU
Peraturan Perpustakaan (Dalam Bahasa Indonesia)
- Perpustakaan adalah tempat untuk membaca buku / kisah dengan tenang
- Masuk dan keluar perpustakaan dengan tenang
- Berbicara dengan suara pelan
- Jujur dan sopan
- Tidak makan dan minum di dalam perpustakaan
- Menjaga perpustakaan bersih dan rapi
- Bertanya kepada Pustakawan jika butuh bantuan
- Mengembalikan buku ke tempat yang benar
- Berbagi dan bergantian menggunakan / membaca buku
- Jagalah buku perpustakaan dengan baik
- Mengucapkan “Tolong” dan “Terima kasih”
Perjanjian dengan Orang Tua Murid / Siswa
Jika pengunjung perpustakaan Pegiat Literasi kebanyakan adalah anak-anak, akan lebih baik bila peraturan perpustakaan juga diketahui oleh orang tua si anak. Khususnya jika Pegiat Literasi mengijinkan anak untuk bisa meminjam buku pulang. Nyatakan konsekuensi yang akan diberikan jika anak merusak koleksi perpustakaan atau terlambat mengembalikannya.
Untuk kondisi formal seperti sekolah, perjanjian dengan orang tua ini dapat kita print / cetak di kertas dan membutuhkan tanda tangan orang tua sekaligus si anak. Orang tua berjanji dan menyetujui akan membayar denda keterlambatan buku atau mengganti buku yang rusak dan/atau hilang. Si anak juga berjanji dan menyetujui akan menjaga buku yang dipinjam dari perpustakaan dan mengembalikannya tepat waktu sehingga orang lain juga dapat menggunakannya.
Surat ini perlu untuk Pegiat Literasi simpan selama tahun administratif berjalan di sekolah. Untuk Pegiat Literasi yang berkarya di perpustakaan umum / taman bacaan, surat perjanjian ini juga dapat diberikan setiap ada anggota baru yang mendaftar.
Pustakawan Mendunia biasa memberikan surat ini pada awal tahun ajaran di sekolah, dan kepada siswa yang baru masuk sepanjang tahun ajaran berjalan.
Surat Perjanjian Peraturan Perpustakaan
Pada awal tahun ajaran, Pustakawan Mendunia akan meminta anak-anak untuk membaca lantang secara bersama-sama pada library session / sesi perpustakaan, khususnya di paragraf tempat anak-anak akan membubuhkan tanda tangan mereka pada surat perjanjian perpustakaan;
“I agree to take care of the books which I borrow from the school library. I will keep them in place to protect them from harm. I will endeavor ti return the books on time so that others can also use them.” (in English)
atau “Saya setuju untuk memelihara buku-buku yang saya pinjam dari sekolah. Saya akan menjaga buku tersebut dengan menempatkannya di tempat yang aman. Saya akan berusaha untuk mengembalikan buku tersebut tepat waktu sehingga siswa/i lain dapat menggunakannya.” (dalam Bahasa Indonesia)
Harapan Pustakawan Mendunia, anak-anak dengan penuh kesadaran memahami apa tanggung jawab mereka, dan tidak ada alasan tidak mengetahui peraturan perpustakaan.
Disiplin, Ketegasan dan Tanggung Jawab
Apalah artinya sejuta peraturan tanpa pelaksanaannya yang disiplin dan tegas? Inilah seninya keberadaan kita sebagai Pegiat Literasi yang tegas dan disiplin, namun tetap bisa menjadi sosok yang dicintai (baca juga: Sayang Perpustakaan, Sayangi Pustakawanmu) dan menjadi model bahwa membaca itu menyenangkan.
Ada berbagai macam contoh kejadian bisa terjadi di perpustakaan yang secara normatif bahkan tidak tertulis di dalam peraturan perpustakaan. Bagaimana jika ada anak menangis, berlari, jatuh, berkelahi, atau merusak buku perpustakaan? Pada situasi di tempat Pustakawan Mendunia saat ini bekerja di Batam, orang tua anak tentunya mampu untuk membayar denda atau mengganti buku yang dirusak anaknya. Tapi bukan sekedar mengganti dan membayar dengan uang yang Pustakawan Mendunia butuhkan.
Begitu juga saat Pustakawan Mendunia bekerja di Papua, di mana anak-anak di sana tidak punya uang jajan dan jauh dari orang tua, sehingga pilihan mengganti buku rusak dengan uang sama sekali tidak ada. Apa konsekuensi (kreatif) yang Pegiat Literasi akan berikan kepada anak?
Sekali lagi, Pustakawan Mendunia bukan menekankan sekadar penggantian dalam nominal uang, tapi mengajarkan anak-anak sebuah nilai tanggung jawab. Sikap bertanggung jawab ini lebih mahal konversi nilainya dari sekadar nominal uang.
Mengajarkan Nilai Kebaikan
Keberadaan Pegiat Literasi yang disiplin, tegas dan mengajarkan nilai tanggung jawab dalam prakteknya menjadi satu aset pembentuk karakter anak-anak. Jadi jangan pernah berpikir bahwa pekerjaan Pegiat Literasi hanya ‘sekadar’ menjadi penjaga buku, sesungguhnya kita juga adalah pendidik para penerus bangsa berkarakter bertanggung jawab.
Tetap semangat berkarya positif untuk bangsa!