You are currently viewing Mendunia dengan Membaca

Mendunia dengan Membaca

Mari kita mendunia dengan membaca!

Pustakawan Mendunia membahas 3 tokoh sukses yang gemar membaca dan melakukan perubahan yang mendunia. Mereka membaca, sukses, dan berhati emas! Terdapat banyak orang, yaitu mereka yang membaca di dunia ini, termasuk Pegiat Literasi dan kami, Pustakawan Mendunia. Tapi mereka yang membaca ini menjadi istimewa, mereka adalah orang yang terkenal karena prestasinya, (masih) menyempatkan waktu untuk membaca, dan berhati emas, punya empati dan melakukan perubahan untuk dunia.

Bukan hanya membaca, mereka juga mempromosikan buku yang mereka baca, menulis review / ulasannya, membuat klub buku, dan aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Siapa saja orang-orang sukses ini yang pilihan buku bacaannya bisa menjadi inspirasi Pegiat Literasi?

Bill Gates

Bill & Melinda Gates

Bill Gates dan blognya (sebelumnya namanya Bill’s Notes), rajin sekali berbagi tulisan orisinil buah pikirannya. Ini jauh sebelum masanya Bill & Melinda Gates Foundation berdiri. Jelas, dari tulisannya, bahwa Bill Gates adalah orang yang terbiasa berpikir reflektif dan kritis melihat keadaan di sekitarnya. Orang yang pikirannya tidak tenang (karena penuh dengan pertanyaan dan rasa ingin tahu), biasanya akan aktif mencari ‘jawaban’.

Bill Gates menemukan cara mencari jawaban untuk pertanyaan-pertanyaannya dengan membaca dan menulis. Sejak tahun 2010, dia gemar berbagi review buku favoritnya dan semakin tajam dengan memberi daftar 10 buku bacaan rekomendasinya pada tahun berjalan. Tidak hanya membaca, menganalisis, dan menulis, Bill Gates juga melakukan aksi nyata untuk keprihatinannya dalam banyak masalah kesehatan dan pendidikan di seluruh dunia melalui Bill & Melinda Gates Foundation.

Salah satu yang terasa sampai di Indonesia adalah inisiasi Perpuseru yang didukung Bill & Melinda Gates Foundation. Setelah 5 tahun berjalan, program ini kemudian diadopsi dan dilanjutkan oleh Pemerintah Indonesia lewat BAPPENAS.

Yang menarik, Bill Gates tidak menjual atau sibuk memamerkan apa yang sudah dilakukannya untuk dunia (mungkin karena ada begitu banyak yang sudah dilakukannya). Dia membuka data atau informasi baik secara statistik atau pandangan pakar tentang isu penting dunia. Tulisannya menyentil dan menyadarkan pembacanya, sesungguhnya masalah dunia begitu kompleks, lantas apa yang dapat kita lakukan? Bill Gates adalah orang yang sangat istimewa bagi Pustakawan Mendunia. Dia sangat menginspirasi kami!

Di tengah jadwal dan kesibukannya yang pastinya super padat, dia masih menyempatkan waktu untuk membaca. Dia tidak berhenti hanya sekadar membaca, tapi juga mempromosikan buku yang dia baca. Jika kita biasa mengelak dan mengatakan bahwa kita sibuk dan tidak sempat membaca, baiklah kita berefleksi, apakah kita ini memang sesibuk Bill Gates sampai tidak sempat membaca?

Pilihan buku bacaan Bill Gates bisa diintip di sini.

Oprah Winfrey

Oprah Winfrey

Sudahkah Pegiat Literasi mendengar tentang Oprah’s Book Club? Awalnya, Oprah’s Book Club (OBC) adalah bagian dari Talkshow Oprah dan sudah berjalan sejak tahun 1996. Setiap bulannya, OBC memilih satu buku untuk dibaca. Dapatlah kita mengatakan (mostly) everybody loves Oprah. Karena biasanya, buku pilihan Oprah jarang meleset, akan laris di pasaran, bertahan dalam di daftar buku laris di toko buku, bahkan ada yang kemudian memenangkan hadiah Pulitzer.

OBC sempat berjalan selama 15 tahun, dan berakhir pada tahun 2011. Barulah kemudian pada tahun 2012 klub buku ini berganti nama menjadi Oprah’s Book Club 2.0. Penggantian nama menjadi 2.0 menunjukkan pengembangan fitur sosial media dominan di dalam platform klub buku Oprah. Ajaibnya, klub buku ini masih langgeng sampai sekarang.

Lantas, kenapa sih Oprah begitu niat mempertahankan klub buku selama lebih dari 15 tahun? Secara pribadi, Oprah yang dahulu merasa hidupnya penuh dengan kesulitan, menemukan harapan dengan membaca buku. Oprah tumbuh dalam kondisi sosial dan ekonomi yang serba terbatas. Setiap minggu, Oprah kecil berkunjung ke perpustakaan dengan orang tuanya. Membaca buku adalah kegemarannya. Membaca buku memberi Oprah melihat harapan masa depan yang cerah, dan dia ingin meneruskan semangat ini khususnya untuk para kaum pemuda dunia.

Seperti juga Bill Gates, Oprah tidak berhenti hanya melihat dunia dari perspektif seorang pembaca. Oprah berani membuat perubahan!

Pada tahun 2005, Oprah’s Angel Network Book Club memberikan dana sebesar $50,000 untuk program Great Stories Club, program dari American Library Association. Kemudian pada tahun 2007, Oprah’s Angel Network Book Club memberikan bantuan sebesar $300,000 sampai tahun 2011. Program ini menjangkau 700 perpustakaan dan memberikan 20.000 buku untuk kategori usia remaja.

Oprah juga mendirikan Leadership Academy for Girls, sekolah berasrama khusus anak perempuan dari kelas 8 sampai dengan kelas 12 dan berada di Provinsi Gauteng, di Afrika Selatan. Sekolah ini khusus dibuat untuk anak perempuan calon pemimpin masa depan namun memiliki kekurangan ekonomi. Sekolah ini memiliki fasilitas terbaik dan lengkap untuk anak-anak didiknya di Afrika Selatan.

Sebagai seseorang yang gemar membaca dan giat mempromosikan membaca ke berbagai kalangan, Oprah juga menyumbangkan satu episode untuk sebuah inisiasi mendongeng yang dilakukan selebriti di Amerika Serikat di Storyline. Oprah sangat piawai dalam bercerita dan ekspresif. Berikut videonya:

Siap-siap Tertawa Menonton Episode Oprah Mendongeng untuk Anak-Anak

Kemasyhuran yang diperoleh Oprah dari Oprah Winfrey Network, jejaring televisi dan medianya, dia kembalikan kembali ke masyarakat.

Buku hits pilihan Oprah selama dua dekade ini bisa dibaca di sini.

Emma Watson

Emma Watson Membaca

Menarik mengikuti awal karier Emma Watson yang dimulai dari film seri Harry Potter. Peran Emma Watson sebagai Hermoine dalam film Harry Potter akan selamanya tertanam kuat di benak kita. Perempuan bisa pintar, sama pintarnya atau bahkan boleh saja pintarnya tidak kalah dengan laki-laki. Hermoine tentu membaca, dia berani, dia mengemukakan pendapatnya, dia bisa memimpin. Segala hal yang orang zaman dahulu bilang perempuan tidak bisa lakukan, Hermoine bisa melakukannya. Terima kasih untuk hadiah dari J.K. Rowling atas ‘kelahiran’ karakter Hermoine yang begitu kuat dan mendukung emansipasi perempuan.

Emma Watson sebagai pemeran Hermoine, rupanya kurang lebih memiliki karakter yang mirip dengan tokoh yang diperankannya. Selain kesibukannya di dunia hiburan setelah lulus kuliah dari Brown University, Emma juga menjadi duta PBB (UN Women Goodwill Ambassador). Di tengah jadwalnya yang super padat, Emma juga masih sempat mendirikan sebuah klub buku feminis yang bernama Our Shared Shelf di Goodreads pada tahun 2006. Belakangan Our Shared Shelf juga ada di Instagram.

Dua bulan sekali, moderator buku ini (termasuk Emma) akan memilih buku yang dibaca. Bisa fiksi, non-fiksi, atau prosa. Tema yang diangkat di dalam klub buku ini adalah pemberdayaan perempuan (women empowerment) dan kesetaraan gender, rasisme, para pengungsi dan pencari suaka. Intinya tentang kemanusiaan. Ada beberapa sesi juga ketika Emma Watson melakukan tanya jawab dengan nara sumber atau fans terkait buku atau tema yang sedang dibahas.

Klub buku ini layak dicoba untuk mereka yang ingin memahami perspektif feminis dan kesetaraan gender.

Dampak Membaca (Mendunia)

Mungkin ada banyak teori yang menjelaskan apa manfaat membaca. Menurut pengalaman Pustakawan Mendunia, orang yang membaca adalah orang yang tidak bisa diam. Sepertinya orang mungkin menilai membaca adalah sebuah pengalaman pasif, toh kelihatannya hanya seperti diam dan duduk saja sambil membaca?

Saat kita sedang membaca, sesungguhnya sel-sel di otak kita sedang berpesta. Ia berusaha mencerna ide atau konsep baru yang sedang kita baca. Konsep baru ini akan diolah dan diserap sesuai dengan kontekstual kita, dan berproses ke langkah berikutnya, selanjutnya apa? Inilah yang membuat orang gemar membaca buku menjadi orang yang tidak bisa tenang. Otaknya menuntun si pembaca buku untuk melakukan sebuah aksi, apa yang akan kamu lakukan selanjutnya setelah mengetahui informasi baru ini?

Inilah sebabnya, orang yang gemar membaca akan meneruskan informasi yang dia baca dari buku dengan berbagai format. Bisa dengan menulis, membuat review buku, diskusi buku (dan inilah kenapa klub buku menjamur di mana-mana), mempromosikan buku yang dia baca kepada keluarga atau orang-orang di sekitarnya, dan untuk orang-orang dengan kapasitas sebesar Bill Gates, Oprah Winfrey, atau Emma Watson, mereka melakukan action, perubahan secara global. Dampaknya mendunia.

Apakah mereka berhati emas? Ini kosakata yang kita gunakan ketika melihat mereka melakukan action positif bagi dunia. Tapi mungkin mereka tidak merasa demikian. Mereka sama seperti kita, gemar membaca, dan tidak mungkin diam begitu saja. Terlebih mereka tahu, bahwa mereka punya kapasitas besar untuk melakukan perubahan. Mereka melakukannya.

Jadi salah besar kalau ada orang mengatakan bahwa orang yang gemar membaca buku adalah intovert, pendiam, dan tidak suka ke mana-mana. Sesungguhnya ada letupan-letupan yang menari-nari di otak mereka siap meluncur melakukan perubahan. Mereka tidak pernah berhenti belajar. Orang yang tidak pernah berhenti belajar akan memiliki inquiry yang tinggi dalam hidupnya, memiliki pandangan luas tentang banyak hal, tidak mudah terprovokasi untuk melakukan hal negatif, dan memahami manfaat membaca dan terus belajar adalah untuk kebaikannya sendiri. Berpikir mendunia dengan membaca.

Lantas melihat semua dampak positif dari membaca, masihkah kita membuat alasan mengatakan kita tidak punya waktu untuk membaca?

Alokasikan Waktu Membaca

Di dunia yang saat ini terasa berjalan begitu cepat, perlu kita memotivasi diri sendiri dan memasang mindset, membaca bukanlah hal yang dilakukan di waktu senggang lagi. Bisa dibilang bahwa sekarang ini, kita hampir tidak lagi punya waktu senggang. Membaca dimaknai sebagai usaha menyempatkan waktu untuk membaca. Pustakawan Mendunia ulangi kembali, mari kita sempatkan waktu untuk membaca.

Alokasikan waktu minimal 30 menit untuk sekadar membaca dan jauhkan atau matikan semua jalur komunikasi dari gadget kita. Niscaya dengan disiplin membaca, kita akan semakin menikmati membaca buku, memperoleh manfaat baiknya, dan terus kecanduan membaca buku.

Mari kita mendunia dengan membaca 😀

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments