Kamis lalu (24/07), Pustakawan Mendunia melakukan IG Live selama 30 dengan kehadiran Kak Friska Titi Nova, founder Pustakawan Mendunia. Kak Friska berbagi cerita mengenai perjalanan beliau menjadi pustakawan selama lebih dari 14 tahun. Beliau berbagi keseruan bekerja dan memberikan ekstra mile di tempat bekerja yang pindah antar kota-propinsi-dan akhirnya mendunia, ke Korea Selatan.
Dengan memberikan extra mile di dalam pekerjaannya, Kak Friska selalu mengalami proses naik level. Wawasan dan skills beliau semakin tajam selama berkecimpung di dunia kepustakawanan. Mulai dari Surabaya (Propinsi Jawa Timur), Kota Mimika (Propinsi Papua), Batam (Propinsi Kepulauan Riau) dan kembali ke Jakarta, selalu ada sebuah proses belajar yang dialami Kak Friska. Kak Friska memberikan ekstra mile bukan karena melihat “angka” atau gaji bulanan. Namun, karena melihat betapa penting peran pustakawan dan perpustakaan untuk mengubah mindset berpikir anak didiknya dan membuka wawasan mereka.
Bekerja dengan Ekstra Mile
Di tengah keterbatasan di Papua Kak Friska berhasil menjalankan program literasi selama 5 tahun. Program literasi ini berhasil meningkatkan baca anak-anak didiknya, dan berprestasi melalui drama musikal sekolah dan lomba bercerita. Kak Friska juga melakukan lomba menulis dan mengundang narasumber ke sekolah. Di Batam, saat pandemi Covid-19 terjadi, Kak Friska terus bergiat dan memastikan bahwa layanan perpustakaan tetap siaga. Kak Friska mencetuskan program library drive through. Parents (orang tua) dapat meminjam dan mengembalikan buku perpustakaan di lobby sekolah. Dan ketika di Jakarta, Kak Friska mematangkan mental kompetitif setara dengan pendidik lain yang expatriate.
Peran profesi pustakawan begitu berarti (meaningful) dan itu yang Kak Friska tekankan di dalam IG Live ini. Peran profesi pustakawan dan dampaknya kepada patrons (pengguna perpustakaan) sangatlah penting, dan mungkin masih banyak pustakawan yang belum mengetahuinya. Terlebih pustakawan yang terbiasa memberikan ekstra mile akan menajamkan ini sebagai karakter yang kompetitif.
Masuk Pasar Internasional
Karakter yang kompetitif ini kemudian mematangkan mental Kak Friska untuk masuk ke pasar kerja international yang membutuhkan modal:
- Etos Kerja
- Otak
- Attitude (Sikap)
Pertama, etos kerja mencakup tepat waktu dan giat belajar, bukan karena iming-iming ada uangnya atau tidak. Kemudian, tidak mangkir bekerja, disiplin, tidak menggunakan fasilitas kantor dan waktu bekerja untuk kepentingan pribadi. Pustakawan yang memiliki etos kerja disiplin dan kompetitif untuk belajar, akan mengupdate wawasannya dan mengetahui tren global dunia. Etos kerja ini memerlukan pengorbanan biaya dan waktu pribadi.
Kedua, etos kerja yang baik dan kompetitif akan mengupgrade otak dan kecerdasan kita. Kecerdasan ini sebaiknya juga disertai dengan kerendahan hati. Attitude dan memiliki unggah-ungguh di dalam bekerja, merupakan sebuah modal penting jika kita mau program literasi kita didukung oleh pimpinan. Pustakawan perlu untuk cerdas dan mencari momen kapan waktunya untuk berbicara dan menyampaikan inovasi program literasi kita kepada stakeholder organisasi.
Keseruan bekerja dan menjawab panggilan profesi sebagai pustakawan selama 14 tahun, ternyata tidak menyurutkan api semangat Kak Friska untuk terus berkarya. Semoga rekan-rekan juga bisa memiliki semangat extra mile di dalam pekerjaan dan panggilan kita sebagai pustakawan mendunia.
Baca juga:
Webinar Inovasi Pustakawan untuk Indonesia