Desember ini, Pustakawan Mendunia berkesempatan mengunjungi Kota Malang, Propinsi Jawa Timur dan segera kami melakukan safari literasi di kota apel tersebut. Berdasarkan rekomendasi seorang teman (Matur nuwun Mas Een), Jl. Wilis menjadi pilihan pertama kami.
Lokasi & Sejarah
Lokasi lapak buku di Kota Malang berkumpul di Jl. Wilis yang sangat strategis dan berada di tengah Kota Malang. Dahulu tempat berburu buku bekas ini berada di Jl. Majapahit. Karena berada di sepanjang trotoar jalan dan menyebabkan macet, Pemerintah Kota Malang merelokasi lapak buku bekas tersebut ke Jl. Wilis.
Lokasinya yang strategis dan sangat dekat dengan lingkungan kampus di Kota Malang, menjadikan lapak buku di Jl. Wilis menjadi pilihan berbelanja buku untuk mahasiswa.
Serunya Belanja Buku di Jl. Wilis
Pustakawan Mendunia menemukan beberapa kios buku yang menjual buku-buku langka atau sudah out of print (sudah tidak dicetak lagi) di lapak buku Jl. Wilis. Contohnya buku ini “Tuhan tidak perlu dibela” yang ditulis oleh (alm) Bapak Abdurrahman Wahid. Pustakawan Mendunia pernah mencoba mencari buku ini dulu di toko buku besar seperti Gramedia dan mereka tidak memiliki unit buku ini. Kami menemukan buku ini dan beberapa buku kategori “langka” lainnya ada di lapak buku Jl. Wilis.
Sebelum berbelanja buku, ada baiknya Pegiat Literasi menanyakan apakah buku incaran kita ini original (asli) atau bajakan? Penjual buku biasanya akan terus terang menjelaskan untuk kita.
Pustakawan Mendunia akhirnya memilih membeli sebuah buku yang menjelaskan khazanah budaya Malang, yaitu sebuah buku belajar Bahasa Jawa. Kami pikir buku ini sangat kontekstual Jawa, dan merupakan tanda mata khas Malang untuk kami menging Malang, Propinsi Jawa Timur.
Jika Pegiat Literasi ada rencana berkunjung ke Kota Malang, kami merekomendasikan lapak buku di Jl. Wilis sebagai salah satu pilihan safari literasi kita.
