You are currently viewing Sayang Perpustakaan, Sayangi Pustakawanmu

Sayang Perpustakaan, Sayangi Pustakawanmu

Mungkin biasa Pegiat Literasi mendengar kisah anak yang senang membaca dan gemar ke perpustakaan. Tapi apakah pernah Pegiat Literasi mendengar kisah anak yang menyayangi pustakawannya? Sayangi pustakawanmu.

Alkisah

Dua hari yang lalu datanglah seorang pengunjung setia Perpustakaan. Anak ini, sebut saja Ujang namanya, siswa kelas 4, masih menunggu dijemput pulang sekolah oleh keluarganya. Ujang melihat Pustakawan Mendunia sedang sibuk menggunting dan mewarnai untuk dekorasi mading Perpustakaan dan terciptalah komunikasi antara siswa dengan seorang Pustakawan seperti berikut :

Ujang :

“Miss, boleh minta kertas?”

Miss Friska :

“Boleh, kamu butuh untuk apa? Biasanya Miss kasih kertas bekas untuk anak-anak gambar .”

Ujang :

“Saya mau buat poster aturan Perpustakaan, Miss. Biar teman-teman gak ribut kalau datang ke Perpustakaan.”

Miss Friska:

“Oh, ya ampun! (Langsung heboh) Kalau mau buat poster untuk Perpustakaan mah, Miss gak kasih kamu kertas bekas. Miss kasih deh kamu kertas A2 ini sekalian, malah bisa pakai itu semua alat mewarnai. Tapi buat draftnya dulu ya di kertas A4.”

Pustakawan Mendunia senang sekali karena Ujang dengan inisiatifnya sendiri mau bergerak, mau berkarya untuk orang lain. Bukan karena diminta ataupun diiming-imingi hadiah. Pustakawan Mendunia merasa sangat bangga melihat bagaimana Ujang mengekspresikan rasa sayangnya dengan Perpustakaan kami. Sungguh sangat terharu!

Aturan Perpustakaan

Ujang pun asyik menulis aturan Perpustakaan yang selama ini selalu Pustakawan bicara mengingatkan berulang kali di Library Session kami. Begitu selesai menulis draft aturan Perpustakaan, Ujang pun memperlihatkan draft awal posternya. Kali ini, Pustakawan Mendunia semakin heboh. Hampir menitikkan air mata.

Rancangan Aturan Perpustakaan Sekolah

Begini rancangan awal poster perpustakaan yang dibuat Ujang dalam terjemahan dalam Bahasa Indonesia :

  1. Jangan membawa makanan atau minuman ke dalam Perpustakaan
  2. Jangan berlari di dalam Perpustakaan
  3. Ingat, jangan berisik
  4. Boleh menggunakan komputer selama ada Guru Penanggung Jawab (BUKAN Ibu Friska)
  5. Ingat mengucapkan Terima Kasih sebelum meninggalkan Perpustakaan
  6. Menyapa mengucapkan Halo kepada Ibu Friska ketika masuk ke dalam Perpustakaan

Jika Perpustakaan terkunci, berarti Ibu Friska tidak ada di dalam. Terasa sekali sayangnya Ujang kepada perpustakaan juga pustakawan yang mengelolanya.

Unsur Kemanusiaan

Apakah Pegiat Literasi mengerti mengapa Pustakawan Mendunia merasa terharu? Untuk peraturan 1 sampai dengan 4 adalah peraturan yang memang sudah berulang kali diberikan dan ingatkan kepada anak-anak selama Library Session. Tapi, peraturan nomor 5 dan 6 sungguh adalah tambahan dari si Ujang.

Bekerja sebagai Pustakawan, bagi Pustakawan Mendunia yang paling penting adalah memastikan keberlangsungan kegiatan Perpustakaan. Oleh karena itu, peraturan nomor 5 dan 6, Pustakawan Mendunia menganggapnya sebagai norma biasa saja. Tidak perlu juga harus disampaikan dan dijadikan sebagai peraturan, toh itu sudah berlaku umum. Demikian pikiran Pustakawan Mendunia yang konsentrasi bekerja, lupa dengan sebuah unsur “kemanusiaan” yang sebenarnya harus selalu didengungkan oleh Perpustakaan kepada pengunjungnya.

Sayangi Pustakawanmu

Sungguh Pustakawan Mendunia bisa merasakan bahwa Ujang bukan hanya menyayangi Perpustakaan tapi juga Pustakawannya. Pustakawan Mendunia merasa sangat tersentuh. Betapa Ujang menghargai keberadaan Pustakawan Mendunia di Perpustakaan, sebagai entitas yang perlu disapa secara etis ketika ada seseorang berkunjung ke Perpustakaan. Pustakawan Mendunia merasa bahwa keberadaan saya bekerja sebagai Pustakawan ternyata berarti untuk orang lain.

Pustakawan Mendunia menyampaikan kegembiraan ini kepada Ujang, yang tampaknya malah semakin bersemangat membuat Poster Peraturan Perpustakaan. Kemudian Ujang lanjut mengerjakan draft itu di kertas A2. Inilah hasil akhir Poster Aturan Perpustakaan karya Ujang. Pustakawan Mendunia berencana akan mensosialisasikan kembali peraturan Perpustakaan di Library Session kemudian menempelkan poster indah ini di depan pintu Perpustakaan kami.

Teruslah Mengapreasi

Apakah Anda menyadari, sebagai Pegiat Literasi dan juga pendidik, kita terbiasa untuk mengapresiasi hal positif yang dilakukan anak? Sekecil apa pun itu, kita cenderung akan memuji mereka. Ternyata bahagianya disayang dan dihargai secara tulus oleh seorang anak kecil itu rasanya seindah ini. Janganlah pelit memuji. Kalimat positif yang kita berikan kepada anak didik punya kuasa doa, dan mampu memotivasi anak. Sekiranya semakin banyak anak didik kita yang peduli dengan orang lain. Dunia memang butuh orang pintar, tapi lebih butuh lagi orang-orang yang punya hati baik.

Sudahkah Pegiat Literasi mengekspresikan dan menyebarkan pesan untuk “Sayangi pustakawanmu” kepada pengunjung perpustakaan / taman bacaan kita?

Jika Anda ingin membaca kisah-kisah inspiratif  silakan lanjutkan perjalanan Pegiat Literasi di sini. Jika Pegiat Literasi ingin berbagi kisah inspirasi lainnya, silakan menghubungi Pustakawan Mendunia di sini.

Inilah Ujang :

Ini Ujang yang berinisiatif menuliskan peraturan perpustakaan
Ini Ujang yang berinisiatif menuliskan peraturan perpustakaan

Terima kasih Ujang, Miss Friska bangga sekali sama kamu. 🙂

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments