You are currently viewing Melatih Anak (Juara) Senang Mendongeng

Melatih Anak (Juara) Senang Mendongeng

Selamat Hari Dongeng Nasional! Di hari spesial ini, pada tanggal 28 November 2019, Pustakawan Mendunia ingin memperingatinya dengan sebuah tulisan bertema mendongeng. Terima kasih untuk kehadiran Pak Suyadi alias Pak Raden yang aktif berkarya dan mengabdikan hidupnya untuk menghadirkan keindahan dongeng bagi anak-anak Indonesia. Tulisan ini Pustakawan Mendunia persembahkan untuk beliau, Pak Raden, inspirasi kita Indonesia untuk mendongeng.

Imajinasi adalah Kunci

Einstein pernah berkata, “Imagination is more important than knowledge. For knowledge is limited, whereas imagination embraces the entire world, stimulating progress, giving birth to evolution.” Seorang jenius Einstein mampu merumuskan teori relativitas E = mc2  yang sesungguhnya merupakan konsep yang tidak konkret terlihat, tentu tidak lepas dari peranan imajinasinya.

Imajinasi muncul dari mendongeng dan membaca. Cinta membaca bisa kita tumbuhkan sedini mungkin melalui mendongeng. Anak yang punya imajinasi akan tumbuh menjadi anak yang kreatif, yang selalu punya akal untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Pernyataan ini dilontarkan oleh Bapak Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan kita.

Senang (Juara) Mendongeng

Anak-Anak Peserta Lomba Bercerita, Pantomim, Merajut Noken, dan Menggambar Komik Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika, Propinsi Papua
Yakomina, Sanria, Tekla, Marlince, Elinte, Yohanis, Yunia, Nopenus, Jupin, dan Nimau Mengikuti Lomba Bercerita, Pantomim, Merajut Noken, dan Menggambar Komik yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika, Propinsi Papua

Pada umumnya, orang melihat bahwa yang bisa mendongeng selama ini adalah orang dewasa, yaitu orang tua, guru, atau pustakawan kepada anak-anak. Tapi ternyata, anak pun bisa mendongeng.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia setiap tahun mengadakan lomba bercerita untuk siswa/i SD di tingkat nasional (Jakarta). Penyisihan di perpustakaan tingkat kabupaten dan propinsi biasanya dilakukan 3-6 bulan sebelum lomba di tingkat nasional. Juara 1 tingkat propinsi dan (guru) pendampingnya akan dikirim ke Jakarta untuk mengikuti lomba tingkat nasional.

Kebetulan siswa/i yang dilatih Pustakawan Mendunia: Isabela dan Junianus meraih juara 2 dan 1 bercerita di tingkat Kabupaten Mimika tahun 2016. Junianus mengikuti seleksi tingkat Propinsi Papua yang dilaksanakan di Perpustakaan Propinsi Papua di Jayapura tahun 2016 dan menjadi juara 1. Junianus, Pustakawan Mendunia, dan Tim dari Perpustakaan Propinsi Papua dan Kabupaten Mimika kemudian berangkat ke Jakarta untuk mengikuti Lomba Bercerita untuk Siswa SD yang diselenggarakan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di Tingkat Nasional pada tahun 2017.

Selain itu, Pustakawan Mendunia juga sempat melatih anak-anak untuk bertanding pantomim dan bercerita yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika, Propinsi Papua. Yunia Bagau berhasil muncul sebagai juara 1 bercerita di lomba tersebut.

Berbagai prestasi yang kami peroleh ini, sungguh membesarkan hati Pustakawan Mendunia. Anak Papua juga bisa! Berikut metode yang Pustakawan Mendunia gunakan untuk melatih anak juara senang bercerita / mendongeng:

  1. Senang Membaca / Mendengarkan Cerita
  2. Memilih Buku / Dongeng yang akan Diceritakan
  3. Gunakan Imajinasi
  4. Giat Berlatih
  5. Menjaga Kesehatan
  6. Tetap Gembira dalam Berkisah

1. Senang Membaca / Mendengarkan Cerita

Kak Ariyo sedang Mendongeng
Kak Ariyo sedang Mendongeng untuk Anak-Anak

Anak yang senang membaca, terlebih sering mendengar cerita dongeng, akan tumbuh menjadi anak yang berbeda. Mereka senang berkisah. Beberapa anak punya bakat alami untuk bercerita, beberapa perlu diasah. Jika Pegiat Literasi ingin memiliki anak yang senang membaca dan juara mendongeng, mulailah dengan kita sendiri bercerita atau membacakan buku kepada anak-anak.

Kapan waktu terbaik untuk mendongeng? Jika di rumah, bisa dibuat janji membaca buku bersama atau dongeng sebelum tidur. Ayah, Ibu atau anak bisa bergantian mendongeng di rumah. Jika di sekolah, bisa melalui sesi perpustakaan atau klub perpustakaan. Di luar rumah atau sekolah? Ini bisa menjadi program yang ditawarkan reguler / terjadwal, baik di perpustakaan daerah maupun taman bacaan masyarakat.

2. Memilih Buku / Dongeng yang Akan Diceritakan

Pustakawan Mendunia akan meminta anak untuk memilih kisah atau buku yang akan mereka ceritakan. Pustakawan Mendunia akan mengarahkan mereka untuk memilih buku / kisah yang memiliki nilai positif dan tidak ada unsur membunuh atau kekerasan di dalamnya.

Perhatikan pula syarat dan ketentuan berlaku yang diberikan panitia acara / lomba. Apakah kisah yang diminta adalah cerita rakyat atau fabel? Berapa lama durasi (menit) yang diberikan? Apakah disediakan clip on microphone? Apakah si anak boleh membawa alat bantu atau peraga?

3. Gunakan Imajinasi

Junianus yang Ekspresif dalam Bercerita
Junianus yang Ekspresif dalam Bercerita

Imajinasi anak-anak dalam berkisah sangatlah kuat. Sebisa mungkin Pegiat Literasi harus menghindari atau paling tidak mengurangi kemungkinan kisah atau adegan membunuh dalam cerita. Karena khawatir tindakan kekerasan ini akan masuk dan terbawa ke alam bawah sadar si anak.

Menggunakan imajinasi juga termasuk untuk membayangkan bagaimana perasaan si tokoh cerita dalam menghadapi konflik. Seperti apa latar belakang tempat, waktu, dan apakah ada hal-hal kreatif yang bisa dikembangkan dalam bercerita.

Misalnya ketika dalam kisah “Putri dan Kepala Suku,” si anak dapat menggunakan imajinasinya ketika si putri sedang mengendap-endap mau mengambil tifa dari dalam kamar ayahnya. Mendongeng menggunakan imajinasi akan terasa hidup dan menyenangkan si anak, dan bukan sekadar menghafal jalannya cerita.

4. Giat Berlatih

Dewitson sedang Berlatih Mendongeng Asal Mula Keladi
Dewitson sedang Berlatih Mendongeng “Asal Mula Keladi”

Pustakawan Mendunia tidak pernah memaksa anak untuk datang berlatih mendongeng. Anak-anak datang untuk berlatih atas kesadaran sendiri. Pustakawan Mendunia hanya memberikan kesempatan 3x mangkir, tidak hadir dalam latihan. Jika si anak tidak bisa berkomitmen untuk berlatih dan tidak dapat hadir selama tiga kali, dia akan ‘gugur’ dan tidak jadi mengikuti lomba.

Jadi, motivasi utama untuk berlatih bukan dari Pustakawan Mendunia, tapi dari anak itu sendiri. Kegiatan latihan biasanya mencakup latihan fisik, ekspresi, dan vokal. Berlatih satu jam sudah cukup. Karena biasanya yang paling banyak perlu dilatih adalah pada ekspresi dan kepercayaan diri.

Khusus untuk anak-anak Papua, Pustakawan Mendunia memberikan tips untuk banyak membawa anak-anak bercerita di luar lingkungan ‘nyaman’nya. Jika anak-anak selama ini percaya diri dan nyaman bercerita di depan teman-temannya di sekolah, perlu Pegiat Literasi bawa si anak untuk bercerita di tempat lain.

Ini akan melatih kepercayaan diri anak dalam bercerita.

5. Menjaga Kesehatan

Kesehatan, makanan bergizi, dan kebutuhan vitamin merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan Pegiat Literasi khususnya dalam persiapan untuk tampil bercerita. Karena semua persiapan dan latihan yang dilakukan akan menjadi sia-sia jika anak sakit saat akan tampil bercerita.

6. Tetap Bergembira dalam Berkisah

Pustakawan Mendunia Bersama Junianus di Taman Impian Jaya Ancol
Pustakawan Mendunia Bersama Junianus di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta

Inti dari berkisah tentu adalah kegembiraan si anak. Jika anak terlalu tegang untuk bercerita dan kegembiraan sudah hilang dalam berkisah, sebaiknya Pegiat Literasi mengambil waktu / jeda untuk istirahat.

“Panggung adalah tempat bermain,” itu yang biasa Pustakawan Mendunia katakan kepada anak-anak yang akan tampil. Sangat mungkin bagi anak untuk tegang / nervous sebelum tampil, dan itu sangatlah wajar. Pegiat Literasi bisa membawa buku cerita untuk dibaca, film, atau malah gitar untuk bernyanyi bersama-sama anak.

Percayalah segala usaha dan kerja keras selama latihan sudah dilalui anak, dan si anak siap untuk menampilkan yang terbaik. Tampil bercerita bukan sekedar hanya menarget menjadi juara. Itulah sebabnya Pustakawan Mendunia memilih judul, “Melatih Anak (Juara) Senang Mendongeng”. Kata “Juara” diletakkan di dalam tanda kurung () karena fungsinya hanya sebagai bonus saja.

Tujuan utama kita bukan untuk sekadar menang tapi bagaimana si anak bisa menikmati bercerita dengan senang hati, menumbuhkan minat bacanya, dan menjadi contoh positif untuk teman-temannya.

Sampai kemudian terlontar dari si anak yang berkata, “Membaca dan mendongeng ternyata mampu bisa membawa saya pergi jauh melihat dunia.”

Selamat mencoba 🙂

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments